News Update :

PERINGATAN BUAT YANG LUPA-KEBERATAN MAUT DAN KENGERIANNYA

Tuesday, October 16, 2012


Rasulullah s.a.w bersabda:
Siapa yang suka bertemu kepada ALLAH, maka ALLAH suka menerimanya, dan siapa yang tidak suka bertemu dengan ALLAH, ALLAH juga tidak suka menerimanya.

Kerana seorang mukmin bila dalam sakaratul maut, mendapat kabar gembira bahawa ia diredhoi ALLAH dan akan mendapat syurga, maka ia lebih suka segara mati, daripada lanjut hidup, maka ALLAH menyambutnya dengan limpahan kurnia rahmatnya, sebaliknya orang kafir ketika melihat siska ALLAH yang akan diterimanya, ia menangis dan enggan mati dan ALLAH juga menjauhkannya dari rahmat dan akan menyiksanya. 

Ini tidak bererti ALLAH akan kasih kita apabila kita suka bertemu dengan ALLAH, tetapi kita akan suka bertemu dengan ALLAH apabila ALLAH kasih kepada kita.

Abdul – Laits berkata: Siapa yang yakin akan mati seharusnya bersiap sedia menghadapinya dengan melakukan amal soleh dan meninggalkan amal kejahatan, sebab ai tidak mengetahui bilakah datangnya mati itu kepadanya, sedang Nabi s.a.w telah menerangkan pada umatnya supaya mereka benar-benar bersiap-siap untuk menghadapinya dan supaya mereka sanggup sabar dan tabah penderitaan dunia, sebab penderitaan dunia itu termasuk siksa dunia, sedang siksa dunia ini lebih jauh lebih ringan disbanding dengan siksa akhirat, sedang maut termasuk siksa akhirat.

Abdullah bin Miswar Alhasyimi berkata: Rasulullah s.a.w membaca ayat:
Maka siapa yang dikehendaki mendapat hidayat, dilapangkan dadanya untuk menerima Islam, dan siapa yang dikehendaki oleh ALLAH kesesatan maka jadikan dadanya sempit sukar, bagaikan akan naik ke langit.
Kemudian Nabi s.a.w bersabda: Nur Islam jika masuk ke dalam hati maka lapanglah dada, lalu ditanya: apakah ada tandanya? Jawabnya: ya, menjauh dari tempat-tempat tipuan dan condong pada tempat yang kekal dan bersiap-siap menghadapi maut sebelum tibanya.

Nabi s.a.w ketika menasihati seseorang bersabda:
Pergunakanlah lima sebelum tibanya lima. Mudamu sebelum tuamu, dan sihatmu sebelum sakitmu, dan longgarmu sebelum sibukmu, dan kayamu sebelum kekurangan mu, dan hidupmu sebelum mati.

Ada peribahasa Persia yang membawa erti: Jika kau masih kecil bermain bersam anak-anak kecil dan bila telah remaja lupa kerana banyaknya hiburan, lalu bila tua lemah dan tidak kuat, maka bilakah akan beramal untuk ALLAH S.W.T. sebab bila telah mati, kita tidak dapat berbuat apa-apa bahkan semua amalan kita sudah terhenti.keran itu harus digunakan masa itu sebaik mungkin.

Ali bin Abi Thalib r.a berkata: Nabi s.a.w melihat malaikat maut di dekat kepala seorang sahabat anshar, maka Nabi s.a.w berkata kepadanya: kasihanilah sahabatku kerana ia seorang mukmin. Jawab malaikat maut itu: Terimalah khabar baik hai Muhammad, bahawa saya terhadap tipa mukmin sangat belas kasih, demi ALLAH ya Muhammad saya mencabut ruh anak Adam, maka bila ada orang menjerit dari keluarganya, saya katakan: Mengapa menjerit, demi ALLAH kami tidak berbuat aniaya dan tidak mendahului ajalnya, maka kami tidak ada salah dalam mencabut rohnya, maka bila kamu rela denga hukum ALLAH kamu mendapat pahala, dan jika kamu murka dan mengeluh kamu berdosa, dan kamu tidak usah mencela kami, sebab kami akan kembali maka berhati-hatilah kamu. Dan tiada penduduk rumah batu atau bambu, kain bulu di darat atau laut melainkan saya perhatikan wajahnya tiap lima kali dalam sehari, sehingga mengenal mereka lebih dari diri mereka sendiri, demi ALLAH ya Muhammad andaikan saya mencabut ruh nyamuk tiada dapat kecuali mendapat perintah dari ALLAH untuk mencabutnya.

Nabi s.a.w bersabda: sesungguhnya kubur itu adakalanya sebagai kebun dari syurga atau salah satu lubang neraka.
Umar r.a berkata kepada Ka’ab: terangkanlah kepada kami tentang maut. Ka’ab berkata: Maut itu bagaikan pohon duri dimasukkan ke dalam tubuh anak Adam, maka tiap duri berkait dengan urat, lalu dicabut oleh seorang yang kuat sehingga dapat memutuskan apa yang terputus, dan meninggalkan apa yang masih tinggal

Abdullah bin Amr berkata: Ayahku sering berkata: saya heran pada orang yang sihat akal dan lidahnya ketika dihadapi sakaratul maut mengapa tidak suka menerangkan sifat maut itu. Kemudian ia dalam sakaratul maut itu sedang masih sedar akalnya saya berkata kepadanya: Ayah, kau dahulu heran terhadap orang yang sihat akal dan lidahnya mengapa tidak menceritakan tentang hal maut? Jawab Amr: Anakku, maut itu sangat ngeri dan dasyat, tidak dapat disifatkan, tetapi saya akan menerangkannya sedikit kepadamu: demi ALLAH ia bagaikan bukit radwa di atas bahuku, sedang rohkuseakan-akan keluar dari lubang jarum, sedang dalam tubuhku seolah-olah ada pohon duri, sedang langit seakan-akan telah rapat dengan bumi sedang saya ditengah-tengahnya. Hai puteraku, sebenarnya aku telah mengalami tiga masa: pertama saya kafir dan berusaha benar untuk membunuh Nabi Muhammad, maka alangkah celaka diriku sekirannya mati pada saat itu. Kedua, kemudian aku mendapat hidayah sehingga masuk Islam dan sangat mencintai pada Nabi Muhammad sehingga saya selalu diangkat sebagai pemimpin pasukan yang dikirimnya, maka alangkah bahagianya saya mati di saat itu, nescaya mendapat doa dan restu Rasulullah s.a.w. kemudia ketiga, kami sibut dengan urusan dunia, kerana itu saya tidak mengetahui bagaimana keadaanku di sisi ALLAH. Abdullah berkata: maka saya belum bangun dari tempatnya sehingga mati di saat itu.

Firman ALLAH:
“Inginkanlah mati jika kau benar-benar dalam imanmu”
Dan
“dan mereka tidak akan ingin mati kerana mengetahui amalan kejahatan mereka”

ALLAH menjelaskan bahawa seorang yang benar-benar iman dan ikhlas kepada ALLAH tidak gentar akan mati, bahkan rindu kepada mati untuk segera bertemu dengan ALLAH. Sebaliknya orang munafik akan lari dari maut kerana merasa amal perbuatan mereka jelek.
Abdullah bin Mas’uud r.a berkata: tiada seseorang yang hidup, melaikan mati itu lebih baik bagiya, jika ia baik, maka firman ALLAH: Apa yang disediakan oleh ALLAH lebih baik bagi orang yang bakti taat. Dan apabila mereka durhaka maka ALLAH berfirman: sesungguhnya kami membiarkan mereka supaya bertambah dosa dan untuk mereka bersedia siksa yang sangat hina.

Ibn Mas’ud r.a berkata: Nabi s.a.w ditanya:
Siapakah mu’min yang utama? Jawab s.a.w: yang terbaik budi akhlaknya. Dan mu’min yang manakah yang terkaya? Jawabnya: yang banyak ingat mati dan baik persediaannya.
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

 

© Copyright IMAN Club 2010 -2011 | Redesign by Manan Qayyim.